Sabtu, 17 Juni 2017

Solo Touring Motor Jakarta - Gunung Galunggung, Tasikmalaya

Rute Berangkat Jakarta-Gunung Galunggung Tasikmalaya

Persiapan 

2-3 Juni 2017
Selamat Pagi, Siang, Malam , agan-agan, bro n sis sekalian
Setelah terakhir kali touring motor sendirian ke Sawarna awal Feburary lalu, ane baru dapat kesempatan lagi menjelajah nusantara awal Juni ini tepatnya tanggal 2-3 Juni 2017
Ini Solo Touring ke 4 ane, dan Touring ke 2 dengan Marbella (Pulsar 220F Merah Hitam).

Touring ini sudah ane persiapkan dua minggu sebelum keberangkatan. Rutenya Jakarta Galunggung, lalu ke Tasikmalaya menginap, wisata kuliner, Paginya ke Danau SItu Gede, lalu pulangnya lewat Garut mapir ke Kampung Naga. Kali ini semua perabotan ane tidak ada yang tertinggal seperti touring ane sebelumnya yang ketinggalan kacamatea rayben, sarung tangan dan masker buff.

Ubahan yang ane lakukan terhadap Marbela hanyalah pasang kapasitor 10000 uF di aki untuk menyetabilkan arus. Beli Online seharga Rp. 15000. Lalu puteran baut bensin di karburator ane putar ke kiri sebanyak 1/8 putaran, karena waktu touring ke Sawarna ada gejala mau overheat, walaupun lampu indikator overheat di spedo belum nyala. Hasilnya makyus: Mesin adem dan tetap irit.

Berangkat ke Galunggung

Rencana Berangkat jam 05:00 subuh tapi telat ane terbangun jam 05:00, jadinya berangkat jam 06:00. Ane pilih jalur Jonggol, Cariu, Cianjur, Padalaran, Bandung, Nagrek karena lebih dekat dibanding lewat puncak. Ternyata jalan di Jonggol sampai Cianjur bagus cuma kurang nyaman untuk dilalui karena banyak tambalan dan aspal terkelupas. Ada satu jembatan rusak di Jonggol dan terpaksa motor-motor dialihkan lewat jembatan darurat seperti difoto.
Jembatan Darurat di Jonggol
Di Jonggol ane isi bensin pertalite full tank Rp. 65000/7500 = 8.67 liter. Ane merasa dicurangi karena indikator Marbella baru turun sedikit, paling 2-3 bar. Tapi itu mungkin cuma perasaan ane aja kali ya.
Di Padalarang ane beli Roti dan Aqua 2 botol sebesar Rp. 14.000.
Di Padalarang ada sedikit masalah yaitu plat nomor depan Marbella bautnya copot sebalah kiri, untuk ane berhenti di POM Bensin, jadi ketauan. Untuk sementara ane iket dengan cable ties.
Rencana ane mau foto di Nagrek yang katanya terkenal itu, tapi ane merasa sepanjang jalan dari bandung ke Galunggung tidak ada lanscape yang istimewa menurut ane, jadi lanjut gan.
Marbella Jelang Nagrek

Gunung Galunggung

Ane sampai di gerbang masuk kawasan wisata gunung Galunggung pukul 13:20. Lebih cepat dari perkiraan Google Maps. Horeee, baru kali ini ane mengalahkan waktu Google Maps. Memang ane cuma berhenti 2 kali itu juga cuma Sebentar. Jalanan relatif lancar kecuali di daerah Cileungsi-Jonggol dan kota Bandung yang padat.
Gerbang Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Marbella di Kaki Guung Galunggung
Di Gerbang Masuk bayar Rp. 6500. Dari Gerbang ke tangga naik ke kawah masih sekitar 5 menit naik motor. Ane jalan santai sambil menikmati hawa dingin pegunungan. Cuaca rada berkabut tipis siang itu tapi jarak pandang masih bagus. Di tengah jalan ketemu persimgpangan, ane ambil ke kiri, disitu juga disediakan camping ground.
Camping Ground Gunung Galunggung
Ganggung the Misty Mountain


Mendaki Galunggung

Tibalah saatnya kita kepada acara yang ditunggu-tunggu yaitu mendaki Galunggung. Untuk menuju kawah disediakan tangga selebar kurang lebih 1.5 meter. Jumlah anak tangga adalah 510 anak tangga. Yang menjadi tantangan adalah kemiringan lereng yang mencapai 45 derajat. Beda dengan Gunung Bromo yang agak landai. Disini memerlukan stamina prima, dan tidak dianjurkan untuk lansia semacam ane ini.  Di kiri kanan tangga ada 6 buah tempat istirahat, jika pendaki kelelahan.
Ane mencoba mendaki pelan-pelan saja. Tapi pelan-pelan juga kelenger juga ane sampai di atas. Dan sialnya lagi sesampainya di atas kabut menghalangi pemandangan dan 15 menit kemudian turun hujan memaksa ane turun tangga karena tidak ada shelter satupun di atas. memang ada banyak warung-warung, cuma karena puasa pada tutup dan atapnya digulung. Sial udah cape-cape naik terpaksa turun lagi dengan tangan hampa.
Sesampainya di bawah ane tidur-tiduran di bangku warung untuk memulihkan tenaga yang terbuang percuma tadi.


Tangga naik Gunung Galunggung
Pemandangan Kawah Guung Galunggung, Tertutup Kabut
Ada baiknya pengelola menyediakan tempat berteduh di atas sehingga para pendaki yang kehujanan tidak perlu turun lagi. Dan tentu saja sebuah eskalator akan sangat membantu. wkwkwkwkw

Review Hotel Wijaya Kusuma

Setelah cukup istirahat, ane turun gunung (seperti pedekar dijaman dahulu kala.) Tujuannya ke Tasikmalaya cari penginapan. Karena besok pagi ane mau ke Situ Gede maka ane cari penginapan yang dekat dengan Situ Gede. Setelah dekat dengan TKP ane mulai searching google mencari Hotel yang dekat dan ringan di kantong, dapatlah Hotel WIjaya Kusuma di Jalan Juanda,
Setelah ane datangin dan lihat kamarnya maka disepakati deal dengan harga Rp. 150 kamar ekonomi dengan kamar mandi di dalam. Ini masih lebih murah dari penginapan di Sawarna dan Dieng yang harganya 200 Ribu sempit dan kamar mandi luar (di sawarna)
Ruangannya gede, Non AC, kamar mandi dalam, double bed ada TV Led, ruangan bersih, kamar mandi bersih. Ane dapat di lantai 3 tapi airnya masih lancar. Cuma kasurnya tipis. Pokoknya recommended deh dengan harga segitu
Hotel Wijaya Kusuma

Marbella di Depan Lobby Hotel

Pemandangan dari Depan Kamar

Tampak Depan Kamar Hotel 

Double Bed Apik

Sofa

Kamar Mandi Bersih

TV LED

Review Soto Pataruman 23

Setelah mandi dan istirahat sebentar memulihkan tenaga, ane mulai cari info kuliner enak di Tasikmalaya. Pengen nyoba Tutuk Oncom tapi tempatnya agak jauh, dan ane rada males karena capek. Akhirnya diputuskan untuk mencoba Soto Ayam Pataruman 23 di Jalan Pataruman karena reviewnya enak dan tampilannya menggoda.
Setelah sampai dan makan ternyata rasanya memang enak, rempah-rempahnya berasa bangat jadi badan jadi anget. Hanya suasanya sepi dan soto yang disajikan tidak sama dengan yang ane browsing di internet. Harga Nasi + Soto + Teh Angat Rp 27.000. Menurut ane rada mahal. Dengan harga segitu di Jakarta bisa dapat soto yang lebih enak.
Tampak Depan Soto Ayam Pataruman 23

Suasana Sepi di Soto Ayam Pataruman 23

Menu Utama Soto Ayam Pataruman 23

Waktu pulang ke Hotel ane beli:
1. Cilok Raksasa isi telor. Rasanya biasa aja. Rp . 5000
2. Jus Alpukat, biar sehat, Rp. 8000
3. Nasi Tutug Oncom Warna Sari + Telor Asin Rp. 10.000, buat sarapan gan.

Kenyang dan capek = Tidur pules adalah rumus yang sangat valid. Mantap gan.

Situ Gede

Bangun pagi jam 5 ane browsing-browsing tentang Kampung Naga dulu karena masih gelap dan sepi. Jam 6 ane mandi dan sarapan nasi tutug oncom semalam yang ane beli. Rasanya lumayan ..... aneh. Tapi masuk semua kok ke lambung ane.
Lanjut Checkout JAM 06:45, dan jalan perlahan ke Situ Gede mengandalkan GPS HP. Dan kembali ane dikibulin  Google Map. Ternyata ane dibawa ke jalan belakang Situ lewat gang-gang sempit, bukan ke pintu wisatanya. Setelah tanya-tanya disuruh muterin Situ, ntar juga ketemu pintunya.
Di Situ Gede ane hanya sebentar karena tempatnya kurang menarik dan anginnya kurang dingin. Gak seperti Situ Patengenan.
Marbella di Plang Situ Gede

Pemandangan Situ Gede, Tasikmalaya

Pemandangan Situ Gede, Tasikmalaya

Pemandangan Situ Gede Tasikmalaya
Marbella di Situ Gede

Kampung Naga

Dari Situ Gede lanjut ke Kampung Naga. Dari Google Maps ternyata jaraknya 31 Km dengan waktu tempuh 1 jam 10 menit. Ternyata kembali dikadalin Google. Sial. Ane dibawa lewat jalan belakang dengan jalan berbatu-batu besar dan menanjak, hampiur jatuh ane disini. Ternyata ada jalan besar menuju ke Kampung Naga lewat Jalan Raya Garut-Tasikmalaya. Setelah lewat jalan rusak ane tembus ke jalan raya tersebut sampai di Kampung Naga dengan selamat.
Touring an kali ini cocok dijuluki dengan Touring Tangga karena di Kampung Naga tangganya juga panjang. Kampung Naga terletak di sebuah lembah dipinggir sungai tak jauh dari jalan raya. Suasanyanya memang orisinil banget gan. Cek Penampakan.
Jalan Belakang Kampung Naga Berbatu-batu besar
Tangga Turun di Kampung Naga

Gang antar Rumah di Kampung Naga

Terasering di Kampung Naga

Rumah Tradisional Sunda di Kampung Naga. Kayak Perkampungan Hobbit yak

Jalan Akses Desa Kampung Naga

Sungai di Kampung Naga

Returning Home

Setelah puas melihat-lihat kehidupan di Kampung Naga, jam 10:15 ane berangkat pulang ke rumah. Rutenya non standar karena ane mampir sebentar ke Soreang ke tempat teman.
Ane juga lewat PLTP Kamojang dengan Kamojang Hill Bridge yang terkenal itu.
PLTP Kamojang

Kamojang Hill Bridge

Daftar kegiatan ane waktu pulang
Mampir di Alfa sebelum Garut beli aqua 2 + ultra milk Rp. 9600
Jam 12:30 Makan mi ayam baso bola tenis Rp. 16000
Beli es kopyor Rp. 5000 menjelang Soreang. Enak tenan
Mie ayam di Cileungsi Rp. 10000
Isi bensin pertalite Rp 80000/7500 = 10.67 Liter
Tiba di rumah jam 19:00 langsung mandi air panas dan tedoor

Begitulah petualang an ane kali ini.
Sampai jumpa di petualangan ane yang lain.
Salam Touring


Jumlah kilometer total PP: 582 km
Kilometer isi bensin Full: 30 km
Bensin PP: 11. sekian liter
Komsumsi BBM : 550/11Liter = 50 Km/L (Konsisten dengan touring Sawarna)
Total Biaya: 393.500








Kamis, 02 Februari 2017

Touring Motor Jakarta-Sawarna


Setelah siap2 selama seminggu ane mulai juga trip ane kali ini. Bangun jam 4:30, beres- beres, panasin Marbella (Motor Pulsar 220F) trus  ane langsung cusss jam 5:20. Sambil menyusuri jalan Raya Bogor ane merasa ada yg kurang. Asem, lupa pake sarung tangan dan masker buff. Lupa juga bawa kacamata riben dan obat2an. Mana abis ujan semalam, tangan ane dingin kena angin dari rumah sampai pelabuhan Ratu.
Abis Jalan Raya Bogor, sampe Ciawi belok kiri puter balik buat ke Sukabumi. Ga bisa langsung belok kanan masbro.

Rute Berangkat Jakarta-Sawarna, Agak Muter


Sampai di simpang Parung Kuda ada tanda belokan ke Pelabuhan Ratu. Sampai disini jalan mulus dan sepi, Hanya macet sebentar dibeberapa titik, terutama di Cicurug.

Ane tanya-tanya sama polisi gope katanya kalau lewat sini 40km dan jalannya mulus. Kalau lewat Cibadak maju lagi sedikit dan jaraknya 44km.
Ane cuma nanya jalannya mulus atau ga. Karena ternyata jalannya seperti roller coaster. Penuh tanjakan/turunan curam dan tikungan ciluk ba. Bertubi-tubi berganti-ganti tiada henti. Tercatat sekali hampir keluar jalan karena salah perhitungan. Jalan mulus, sedikit rusak, banyak yg ga rata, tambalan. Sepi dan Rawan longsor. Tapi pemandangannya emang ajib gan.

Sampe di Pelabuhan Ratu jam 08:22 ane mlipir ke pom bensin, pipis sama nyemil sekitar 15 menit.

Lanjut ke Sawarna jalan lebar, mulus dan bergaris tengah dan pinggir. Disinilah kesalahan ane. Ane ga.liat belokan ke kiri ke Sawarna, karena memang ga ada plang jalan yg warna ijo. Google juga salah kasih info. Jadilah ane bablas muter lewat pabrik semen yang jalanannya rusak sejauh 5 km.

Jalan Masun Ke Sawarna dari pelabuhan Ratu, Kelewat Karena ga ada Plang
Jam 11 kurang dikit akhirnya sampailah ane di Sawarna. Nanya2 penginapan sama ibu penjaga pertamini, malah ditawarin rumahnya. Namanya Penginapan Dwi harga 200 kamar mandi luar dan tanpa makan. Lokasinya lewat gerbang utama Pantai Ciantir sebelah kanan kalau dari arah Pelabuhan Ratu.

Masuk kamar golak,-golek bentar, mau pakek WA ternyata Tri ga ada sinyal. Mampus.

Marbella di depan Penginapan Dwi


Berhubung ane dah laper, acara pertama adalah maem. Untuk yg mau ke sini, harap siap2 nyari warung susah. Akhirnya makan di warteg depan pintu masuk pantai Tanjung layar , Rp 17 ribu nasi ayam tempe orek, mayan lah.

Ke Goa Lalay

Jalan Masuk Goa Lalay, ga ada Petunjuk

Siang-siang kalo ke pantai masih panas, jadi ane ke goa Lalay. Gang masuk ke goa ini, lagi2, ga ada plangnya, cuma disamping penggergajian kayu. Ane bolak balik nanya baru ketemu.
Di pintu masuk ga ada orang kecuali penjaganya. HTM 5000.  Penjaganya nawarinn jadi guide. Oke lah ane ganti kostum celana pendek dan mulai caving. Lumayan juga, seumur2 ini pertama kali masuk goa.

Langit-langit Goa Lalay
Pintu Keluar Goga Lalay


Ke Pantai Ciantir/Pasir Putih

Jam 2 an, keluar goa Lalay, baru Jam dua, ane main ke Pantai Ciantir/Pasir Putih. Pintu masuknya ada dua, lewat depan penginapan ane dan lewat Indomaret (kalo ga salah) pantai Ciantir ini berdekatan dengan Pantai Tanjung Layar. Pantainya luas, bersih dan pasirnya putih, sayang ombaknya besar, dan arus bawahnya kuat. Sangat berbahaya berenang sampai ke tengah. Menurut penuturna penjaga goa Lalay sudah ada puluhan korban meninggal tenggelam di pantai ini. Ada baiknya agan memperhatikan hal ini kalau berkunjung kesini.

Marbella Main Pasir Di pantai Ciantir/Pasir Putih
Pantai Ciantir memang wow
Pantai Ciantir


Ke Pantai Tanjung Layar

Monumen Pantai Tanjung Layar
Hanya sebentar ane disini, jam 3 sore ane bergerak ke pantai Tanjung Layar. Pantai Tanjung layar dapat di dicapai  dari pantai Ciantir, lewat jalan kecil yang hanya bisa dilewati motor/orang. Untuk pengunjung dengan mobil harus jalan kaki atau keluar gerbang, lalu masuk melalui pintu Indomaret. Pantainya bagus dengan pulau yang berbentuk seperti layar. Kalau pasang surut pengunjung bisa berjalan ke pulau tersebut.

Ane duduk-duduk disini selama sejam.  Jam 4 sore  pulang mandi istirahat dan charge hp. Jam 5 ane balik lagi ke Tanjung Layar buat nyari Sunset. Sayang sungguh sayang ane ga dapet sunset karena ketutup awan tebal.

Pulang makan mie ayam bakso harga 17 ribu, baksonya segede bola pingpong.

Pulau Yang Mirip Layar, Ramai
Sunset Tertutup Awan di Pantai Tanjung Layar

Mengejar Sunrise di Karang Taraje

Bangun pagi-pagi jam 5 pagi buat liat sunrise. Rencanya mau liat sunset dari Karang Taraje. Ane cuma cuci.muka. Jalanan basah karena subuh tadi hujan deras. Gang masuk ke Karang Taraje/Lagon Pari kagak ada plang tanda masuk. Tapi dari hasil tanya2 belokannya dekat balai desa/SD.  Jalannya cuma muat motor saja jadi yang naik mobil harus jalan kaki atau naik ojek.
Ikutin jalan sampe ke pos penjagaan bayar 5000 sambil tanya2. Mulailah adventure lewat jalan naik turun curam, sempit, licin/basah dan gelap. Tiada seorang pun ane jumpai selama 5 menit perjalanan. Pas hampir sampai harus lewat jembatan gantung kecil muat satu motor. Bayangkan gelap licin dan jembatan goyang2 ketika dilewati. Ane perlu memompa adrenalin. Di jembatan ini ane sempat bengong semenitan ga nyangka harus lewat jembayan kayak gini. Sempet mikir nitip motor, tapi muter motor juga susah karena jembatannya pas tanjakan curam. Terlihat dari seberang  jembatan ada lampu motor.  Yo wisss ane gas si Marbella, jalan pelan sambil antisipasi goyangan jembatan, fiuhhh. Lewat jembatan ketemu lagi jalan naik turun lebih extrim karena rusak dan berbatu-batu. Baru ketemu Lagoon Pari. Dari sini ke kiri ke Pantai Karang Taraje ke kanan Pantai Karang Bireun.
Secara umum jalan ke tiga pantai ini  not recommended buat yg nyalinya kecil seperti ane. Mendingan jalan kaki atau naik ojeg dah. Tapi kalau jalan kaki sampai karang bireun yg terjauh lumayan kurang- lebih 2 km atau 20 menit jalan kaki.

Ente Liat Jembatan Gan? Ini Jembatan Gantung Kecil Menuju Pantai Karang Taraje, Lagon Pari dan Karang Bireun.
Ane putuskan untuk ke Kanan ke Pantai Karang Bireun, lewat jalan offroad sampai di warung ane istirahat sebentar nunggu Sunset, Suasana remang2, hujan ringan dan gerimis bergantian. Awan terlihat menggantung di langit. Yaaah ga dapet Sunrise deh. Matahari hilang sampai jam 9 pagi. Sambil nunggu ujan, makan pagi nasi kuning telor setengah sama teh manis dan beli hansaplast 2 lembar harga 15 ribu.

Abis ujan ane mulai explore Pantai Karang Bireun. Pantai karang Bireung adalah barisan karang yang setinggi air laut, sehingga bisa dilewati oleh wisatawan. Kita seperti berjalan di atas air sampai ke tepi karang berbatasan dengan laut dalam. Barisan karang ini menjorok kurang lebih 100 meter ke tengah laut. Unik ya. Karang yang tidak terendam air umumnya tajam, tapi yang kena air berlumut dan licin. Disinilah bahanyanya. Ane Lagi asik bikin video, tiba2 ane terpeleset dan tangan kiri ane luka dam berdarah. Ane minta tolong yg punya warung untung nyuci luka ane dan nempel tensoplast. Lumayan robeknya 2cm.

Pantai Karang Bireun, Pantai Karang Menjorok ke Laut
Pantai Karang Bireun

Ke Pantai Lagon Pari

Setelah pendarahannya berhenti dan nyerinya berkurang ane lanjutkan explorasi ane ke pantai Lagon Pari. Sayang dong udah jauh-jauh kesini ga ke Lagon Pari. Lagon Pari adalah pantai teluk kecil, ada banyak perahu nelayan disini. Pantainya berpasir putih, gelombangnya cukup besar tapi arus bawahnya tidak terlalu kuat. Pantai ini sangat aman untuk berenang karena tidak pernah ada korban tenggelam disini, tidak seperti pantai Ciantir.

Pantai Lagon Pari
Pantai Lagon Pari

Menuju Karang Taraje

Ini adalah ultimate goal kalau ke Sawarna, karena air terjun di Pantai Karang Taraje fenomenal dan sudah terkenal. Untuk menuju pantai ini harus melalui pantai Lagon Pari, karena tidak ada jalan lain. Bisa berjalan kaki atau naik motor. Untuk yang mau naik motor, cukup sulit, karen anda harus membawa motor anda melalui pasir kering ke arah pinggir pantai dimana pasir basah. Kalau anda berhenti di pasir kering maka motor akan selip. Di pasir basah motor bisa berjalan geal-geol terasa seperti mau jatuh. Setelah lewat sungai kecil ane parkir dekat warung dan jalan kaki ke Pantai. Lagi-lagi ane kurang beruntung karena tidak dapat melihat air terjun yang indah. Menurut penjaga pantai air terjun bisa terjadi jika pasang tinggi sekitar tanggal 24/25 setiap bulannya, itupun belum pasti. Ah sudahlah.

Pantai Karang Taraje
Pantai Karang Taraje
Tangga Naik Ke Dinding Karang
Deburan Ombak di Karang Taraje


Pulang ke Jakarta

Jam 11:50 ane pulang lewat jalur umum dan sampat moto pertigaan masuk Sawarna yang terlewat waktu datang. Perjalanan pulang penuh degan kemacetan karena sore hari. Jam 2 ane makan soto ayam santan plus jajan seharga 23 ribu di depan Polsek Cikidang, sebelum pertigaan Parung Kuda. Ga nyangka di tengah hutan bisa ketemu soto enak. Jam 7 malam ane sampai di rumah.


Jalur Yang Benar Ke dan dari Sawarna

Tipikal Jembatan Gantung Permanen di Sawarna

Kesimpulan 

Kesimpulan Sawarna lebih cocok dikunjungi dengan motor karena lokasi pantainya yang berjauhan dan aksesnya jelek. Dan motor yg paling cocok adalah motor bebek. Ane salah bawa si Marbella kesini harusnya naik si Browny (Supra X ane). Naik matic juga kurang enak karena banyak turunan curam yang perlu engine break.

Sekedar info sewa ojek borongan Rp 150 untuk 2 hari.

Total waktu tempuh pergi 6 Jam (Nyasar)
Total waktu tempuh pulang 7 Jam (Macet)
Total Kilometer = 409km
Isi bensin 60 ribu  8.15 liter Pertalite
Komsumsi BBM 405/8.15 Liter = 49.7 km/liter
Oli berkurang 200cc
Total Biaya 200 + 60 + 17 + 15 + 15 + 25 + 5 + 5 = 342 ribu

Begitulah sekelumit pengalaman ane. Silahkan di komen gan.