Jumat, 02 September 2016

Solo Touring Motor Jakarta-Yogyakarta Bagian 2

 Ini adalah bagian kedua dari Touring ane ke Yogya. Untuk bagian 1 lihat di Solo Touring Motor Jakarta-Yogyakarta Bagian 1.

Selasa 9 September 2014

Bangun pagi adalah kebiasaan ane dari kecil. Tapi kalau di tempat asing ane biasa bangun lebih pagi. Entah kenapa.anyway bushway kita back to laptop.

Acara Ane hari ini adalah
1. Tour seputar Keratorn
2. Tour ke dalam Keraton Yogyakarta
3. Ke Candi Prambanan
4. Nonton Sendratari Ramayana di Prambanan

Tour Seputar Keraton

Setelah siap-siap ane jalanin pelan-pelan si Browny buat cari sarapan pagi. Ane sarapannya gudeg pinggir jalan, rasanya kok gak beda sama gudeg di Malioboro. Kenapa gudeg lagi? Harap maklum para permirsa, gudeg telah menjadi makanan favorit ane selama di Yogya. Ane kepingin nyobain berbagai jenis gudeg.
Lanjut, perut dah kenyang, pagi-pagi ane ke alun-alun utara buat liat-liat. Kemaren malem sudah ke alun-alun selatan. Alun-alun utara tempatnya jauh lebih luas. Mungkin dulunya tempat ini digunakan untuk parade tentara. Tapi pagi itu hanya ada anak-anak SD berolahraga. Ada banyak gerobak pedagang di alun-alun yang membuat suasana terlihat kumuh.
Ketika ane mencoba masuk ke keraton ternyata belum buka. Ane ditawari oleh tukang becak deket pintu masuk untuk tour keliling seputar keraton dengan harga 10 ribu saja. Tapi ujung-ujungnya sang tukang becak malah membawa ane ke tempat jualan barang-barang seperti lukisan, batik, dagadu dan penganan oleh-oleh. Oalaa jangkrik
Berikut penampakannya:
Alun-alun Utara Keraton Yogya
Gerobak Pedagang di Alun-alun Utara Keraton
Seorang Kakek Tertidur Lelap di Alun-alun Utara Keraton
Pembatik di Yogyakarta
Lukisan Khas Yogyakarta

Tour Dalam Keraton Yogyakarta

Setelah puas liat-liat di seputar keraton, tibalah saatnya ane masuk ke keraton. Beli tiket Rp. 10 ribu plus izin foto 2 ribu. Murah yakkk? Ane ditawari jika ingin menggunakan guide dengan harga .... (ane lupa gan). Yang jelas kalau sendiri terasa mahal, tapi kalo rame-rame pasti murah karena patungan. Suasana dalam keraton biasa saja menurut ane, cenderung kurang terawat. Tentu saja keraton Yogyakarta tidak dapat dibandingkan dengan istana atau kastil di Eropa atau kerajaan-kerajaan besar lain. Keraton Yogyakarta jauh dari sebutan keren. Suasananya juga sepi pengunjung.
Dining Hall Tempat Jamuan Makan Kerajaan
Tempat Perjamuan dengan Latar Tahta Sri Sultan
Alun-alun Utara Tampak dari Dalam Keraton
Mungkin Tempat Sidang Kerajaan
Ini Entah Apa, tampat Sholat kali ya?
Salah Satu Sultan yang Pernah Berkuasa di Yogyakarta

Sunset di Candi Prambanan

Cape keliling-keliling Keraton, ane cari-cari makan siang. Ane coba mengunjungi Gudeg Pawon, ternyata bukanya jam 22:00 alias jam 10 malem. Akhirnya ane makan seketemunya. Pulang ke penginapan ane leha-leha sejenak trus ketiduran hehehe.
Ane memang rencana sore hari ke Prambanan sekalian mau liat sunset dengan latar depan candi. Jadilah ane barangkat jam 3 sore. Tiketnya harganya ane lupa, ane froto tapi gak jelas. Kira-kira harganya sama dengan Borobudur.
Borobudur memang megah, tapi Prambanan lebih cantik dan enak dilihat. Kalau diibaratkan manusia, Borobudur adalah Laki-laki gagah perkasa, sementara Prambanan adalah wanita cantik. Suasana waktu itu cukup ramai dengan turis lokal dan mancanegara. Ada banyak turis mancanegara disini, Jepang, Cina, bule-bule non inggris, Asia dll,
Sebagian besar yang datang sore itu memang ingin melihat sunset di Prambanan. Sunset di Prambanan memang so Beautiful, keren. Biarkan foto yang berbicara.

Pelataran Candi Prambanan
Candi Prambanan, Cantik
Prasasti Pemugaran Candi Prambanan
Salah Satu Sudut Candi Prambanan
Salah Satu Pura Candi Prambanan
Pintu Masuk Pura candi Prambanan
Salah Satu Isi Candi Prambanan, Patung Dewa
Ini Juga Isi Candi Prambanan, Patung Sapi
Candi Prambanan Dari Samping
Sunset di candi Prambanan
Sunset di Candi Prambanan
Ini Bukan candi Prambanan, Tapi masih Satu Kompleks

Nonton Sendratari Ramayana di Prambanan

Setelah hari mulai gelap, ane memutuskan untuk tidak kembali ke penginapan karena tanggung sudah jam 18:30, sementara pertunjukan Ramayana mulai jam 19:30. Jadinya ane makan malem seadanya sambil nunggu pentas dimulai.
FYI, tiketnya sudah ane beli duluan kemarin, harga kelas termurah adalah 100 ribu. Itulah yang sesuai dengan kantong ane.Tempat nontonya dari pinggir tempat paling jauh. Ada baiknya jika sobat ingin menonton dari kejauhan membawa terropong.
Tempat pentasnya berupa stadion kecil setengah lingkaran, dengan bangu-bangku semen bertingkat. Suasanyanya sangat romantis dengan latar belakang Candi Prambanan teriluminasi lampu sorot. Pengunjung tidak terlalu ramai, hanya setengah dari seluruh bangku yang terisi. Tapi untuk pertama kali selama kungjungan ane ke Yogya, turis Asing lebih mendominasi.Mungkin karena harganya, atau juga Turis asing lebih menghargai seni.
Sendratarinya sendiri ada dua Jenis:
1. Cerita Ramayana dari awal sampai akhir dalam satu malam.
2. Cerita Ramayanya dibagi menjadi beberapa kali pentas (beberapa hari)
Jadi kalau juragan mau nonton, pastikan dulu jenis pentas yang mana yang agan ingin tonton. Kalo ane memang pengen nonton yang satu malam saja, berhubung keterbatasan waktu.
Sebelum pentas dimulai, penonton diberi kesempatan untuk berfoto dengan pemeran Rama dan Shinta. Para penonton rebutan untuk mengabadikan momen langka tersebut, termasuk ane. Yang dateng sendiri, main titip-titipan kamera/ponsel.
Sayangnya kamera digital ane ngadat disini, jadilah ane foto-foto dengan kamera ponsel ane yang kualitasnya amburadul.
Pentasnya sendiri berlangsung meriah dan keren. Pantes aja Para turis doyan nonton. Setelah selesai, ane pulang ke penginapan dengan perasaan puas. Gak percuma bayar 100 ribu.
Sendratari Ramayana di Prambanan
Sendratari Ramayana di Prambanan
Dua Turis Cantik Jerman Berforo Bersama Pemeran Rama dan Shinta

Rabu, 7 September 2014 Pulang Ke Jakarta Via Semarang

Bangun tidur ane langsung siap-siap dan packing, karena hari itu ane checkout dari penginapan. Keluar penginapan ane cari sarapan dan oleh-oleh untuk dibawa ke Jakarta dan ke Semarang. Ane sengaja lewat Semarang untuk mengunjungi saudara ane yang di Semarang.
Perjalan dari Yogya ke Semarang berlangsung sekitar 4 jam, ane jalan santai aja. Sampai di semarang jam 13:15, sementara saudara ane pulang jam 15:00. Jadilah ane cari makan dulu. Pilihan jatuh ke Nasi Goreng Babat Gongso Pak Karmin Mberok. Warung Pak Karmin ini berlokasi di Jalan Pemuda, dekat jembatan Mberok. Ada di Google Map.
Rasanya cukup enak cuma terlalu asinan menurut ane. Jadi nasi goreng ini tidak cocok untuk penderita darah tinggi, asam urat dan kolesterol. Harganya juga tergolong mahal menurut ane. Tapi es jeruknya enak dan segar, warnanya juga orange menggugah selera.
Selesai makan ane ke tempat saudara ane dan menginap satu malam.
Nasi Goreng Babat Gongso Pak Karmin Mberok

Kamis 8 September 2014 Return Home

Jam 7 pagi ane mulai perjalan ane pulang ke Jakarta via pantura. memang betul kata orang, bagian terberat dari Touring adalah perjalanan pulang. Disini fisik dan mental diuji. Pantura juga serasa lebih panas dari waktu berangkat. Ane melewati POM bensin Muri antara Tegal dan Pemalang. POM Bensin ini memang luar biasa besar dan lengkap fasilitasnya. Mungkin nanti bisa jadi post tersendiri. Sampai di Cikarang ane mampir untuk nyicipn Nasi Lengko khas Cirebon.
Sampai Jalarta pas jam 6 Sore, ane mampir makan malem dan sampai di rumah jam 7 malem. Acaranya tentu saja mandi dan..... you know lah. Melepas rindu pada kasurku.
Jembatan Kali Comal yang Amblas dan Ditutup
SPBU MURI Tegal
SPBU MURI Tegal
Warung Nasi Lengko Cirebonan di Cikarang

Nasi Lengko Cirebon


Biaya

Total Biaya yang ane keluarkan sekitar 800an. Ane tidak ada perinciannya tapi sepertinya oleh-oleh mengabiskan banyak dana.
Tiket masuk Rp. 180.000 (Perkiraan)
Penginapan Rp. 210.000
Bensin 27 Liter Rp.180.000

Sekian dulu cerita perjalanan Turing ane kali ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ane bisa touring lagi.