Minggu, 10 Juli 2016

Honda Supra X Helm In Dengan Ban Besar




Supra X Helm In dengan Ban Besar
Seteleh digunakan sejauh 18.730 km ban belakang si Browny mulai botak. Sebagai langkah safety ane mengganti ban tersebut. Pengennya sih pake ban lebar FDR Genzi atau Sport XR ukuran 100/80. Saudara ane ada yang sudah mencoba ban tersebut di Honda Supra Helm in miliknya di velg standar belakang, hasilnya terlihat besar namun membulat. Menurut ane terlalu membulat. Sebagai informasi ukuran velg belakang Supra series (Kecuali supra GTR 150) adalah 1.6" ring 17. Ban standar belakang adalah IRC tipe FT 137 ukuran 80/90. Jadi hanya bisa di jejali maximum 1 step lebih besar yaitu ukuran 90/80 atau 90/90 supaya tidak terlalu mendonat.

FYI ban 80/90 artinya lebar ban 80mm dan tingginya 90% dari lebarnya alias 72mm.

Masalahnya, ukuran baku untuk velg tidaklah sama antar pabrikan ban, contohnya FDR menetapkan jika velg 1.6 maksimum menggunakan ukuran 80/90 atau 80/80. Jadinya memerlukan kejelian rider untuk memilih ban yang pas.

Dari sisi motornya sendiri sepertinya maksimum ukuran yang bisa masuk adalah 100/80 karena mentok dengan tutup rantai dan spakbor belakang. Memang ada juga yang pasang ban ukuran 110/80 di velg belakang, tapi ane gak tau gimana caranya. Kayaknya mesti copot tutup rantai.

Kembali ke laptop, maksudnya topik. Ane tanya-tanya kalau ganti velg racing aftermarket untuk supra doubledisk harganya 1 jutaan bro. Tidak sesuai dengan kantong ane. Juga tidak sesuai dengan manfaat, karena hanya beda 1 step antara ukuran 100/80 dan 90/80. Akhirnya ane memutuskan untuk menggunakan ban 90/90 di velg standar. Lebih lebar 1 step dan lebih tinggi 1 step. Penggunaan ban tinggi dimaksudkan supaya ban tidak terlalu mendonat dan juga supaya motor bantingannya lebih empuk

Teorinya gampang, kenyataannya ban 90/90 tubeles sangat langka di pasaran. Ada beberapa ban yang sudah ane lihat, tapi semuanya kembangannya kurang cocok dihati ane. Ada juga yang kembangannya cocok tapi pake ban dalem. Susyeh dah. Memang sangat jarang motor menggunakan ban 90/90, contohnya ban belakang Yamaha Vixion lama dan ban depan Bajaj Pulsar.

Akhirnya pilihan jatuh ke ban Zeneos ZN77 buatan PT Gajah Tunggal. Kembangnya bagus dan ada alur airnya. Tapi ternyata ini ban langka dan jarang yang jual. Yang jelas Planet ban, Sitepat dan satu lagi toko ban gak jual ban ini. Ane dapetnya di toko online di daerah Cibubur, Tio Jaya Motor. Orangnya ramah dan baik, kita ngobrol lama soal masalah seputar ban. Harga bannya Rp. 210.000 tapi belom sama pasang. Penjual menyarankan untuk pasang pake mesin di Cibubur, jalan Raya Bogor. Karena kalau pake tangan/manual dikhawatirkan velg boncel-boncel..

Ane ikutin sarannya, ongkos pasang Rp. 25000. Tip untuk mekanik Rp 5 ribu. Total keluar duit Rp. 245.000. setelah dipasang ban sedikit bergesekan dengan tutup rantai, tapi gapapa, lama-lama tutup rantainya comel sedikit karena tergesek ban.

Maka jadilah si Browny tambah ganteng dengan ban besarnya. Memang ban pabrikan terlihat kekecilan, kebanting dengan bodynya yang bongsor.Gimana menurut ente.
Untuk reviewnya baca Review Ban Zeneos ZN77 

Supra X Helm In dengan Ban Gambot



Sabtu, 09 Juli 2016

Review Oli AHM MPX1 dan SPX1 Orange

Oli AHAM MPX1 dan SPX1

Udah lama ane gak nulis di blog ini, berhubung dengan kesibukan ane kerja.Maka kali ini ane mencoba menampilkan tulisan mengenai pengalaman ane menggunakan oli AHM MPX1 dan SPX1.
Ane menggunakan oli standar pabrikan Honda ini ketika membeli Hondar Supra X125 Helm in, yang ane namai si Browny, Sebelumnya ane blum pernah menggunakan oli AHM.  Oli yang sering ane gunakan adalah Mesran Prima XP, KGO (Oli Kawasaki) dan Shell AX5.
Kedua oli adalah oli encer dengan tingkat kekentalan SAE 10W30. Entah apa alasan AHM untuk menggunakan oli encer di Indonesia yang bercuaca panas ini. Berbagai referensi di internet menyebutkan bahwa untuk iklim tropis lebih baik menggunakan oli lebih kental seperti 10W40 atau 20W50. Ada dua kemungkinan alasan AHM:
  1. Clearance antar komponen mesin lebih rapat/presisi 
  2. Untuk menghemat bahan bakar.

Oli AHM MPX1

Ane percaya bahwa oli inilah yang dimasukan pada waktu ane menerima motor dari dealer. Oli ini juga bukan produk AHM melainkan rebranding pabrikan oli lain, entah merek apa. Oli ini berbahan dasar mineral dan berspesifikasi SAE 10W/30 API Service SJ.

Performance

Dari segi performance oli ini patut di acungi jempol, karena mesin terasa responsif. Ketika di gas si Browny langsung ngacir. Oli ini juga ane gunakan ketika melahap tanjakan di Ciwidey dan Tangkuban Perahu. Motor jadi yahud larinya, maklumlah oli encer memperingan kerja mesin. Gejala slip kopling juga tidak ada.

Kenyamanan

Getaran mesin cukup halus meskipun tetap terasa di setang. Namun suara mesin agak kasar, masih lebih halus Supra 100 ane dulu. Oper gigi, kalau pas, akan lancar dan smooth.

Harga

Dari segi harga memang lebih mahal dari oli lain dengan kualitas yang mirip. Dulu pertama kali beli harganya Rp. 42 ribu dengan ukuran 800ml. Sementara Shell AX5 harganya Rp. 33 ribu. Mungkin karena biaya pembuatan oli encer lebih mahal dari oli kental.

Pemguapan

Ini yang ane takutkan waktu memakai oli AHM MPX1 karena di internet banyak sekali  keluhan yang menyatakan tingkat penguapan yang tinggi. Ane sampe beli botol yang 1 liter untuk jaga-jaga. Tetapi pada kasus motor ane hal ini tidak terjadi. Penguapan sangat minim, bahan ketika dipakai sampai 1500 km, tidak ada penguapan yang berarti. 

Daya Tahan

Hal ini juga banyak dikeluhkan oleh para pengguna AHM MPX1, contohnya di kaskus. Klaim dari AHM oli ini bisa digunakan sampai 4000km, yaitu setiap interval service. Jadi pemilik dapat mengganti oli sekalian service motor. Tapi pada kenyataannya hal ini sulit tercapai, karena pada 1500km getaran motor sudah mulai kasar dan oper gigi suka nyangkut. Jika dilihat secara kasat mata, kualitas oli masih bagus karena masih berwarna coklat kehitaman dan juka diraba juga masih terasa licin. tapi juga digunakan sudah kurang nyaman.


Oli AHM SPX1

Oli AHM SPX1 yang menggunakan botol orange adalah oli berbahan dasar sintetik dengan spesifikasi 10W30 API Service SJ. Oli ini juga bukan produk AHM tetapi kabarnya adalah produksi Repsol yang di rebrand AHM. Kabarnya belakangan AHM mengganti oli Repsol dengna oli  Federal. Oli ini diperuntukkan untuk motor CB/CBR series tapi dapat juga digunakan untuk motor honda tipe lain.

Harga

Dengan harga Rp 46 ribu oli AHM SPX1 adalah oli sintetik termurah yang ane tau. Bedanya juga sedikit dengan oli MPX1. Kok bisa begitu ane juga kurang tau.

Performance & Kenyamanan

Hal ini subyektif, tapi ane merasakan ada sedikit peningkatan performance jika dibandingkan dengan oli MPX1 di atas. Walaupun tida terlalu signifikan. Demikian juga dari segi kenyamanan juga ada peningkatan walaupun sediit, getaran dan suara lebih halus. Oper gigi juga lebih lancar.

Penguapan

Dalam hal ini terjadi perbedaan yang signifikan dengan oli MPX1, ternyata tingkat penguapan oli SPX1 cukup tinggi. tercatat setiap 1000 ada pengurangan volume sekitar 50ml. Jadi jika penggantian dilakukan setiap 4000 maka ada penguapan sebesar 200ml. Untungnya ane gak pernah mengganti sampai 4000km. dan setiap 1000km ane cek ketinggian oli melalui tongkat tutup oli. Jika kurang dari setengah daerah arsiran, ane tambah olinya.

Daya Tahan

Hal ini juga penjadi poin kelemahan dari oli AHM SPX1. menurut pabrikanoli ini dapat digunakan sampai 8000km untuk Honda CBR. Memang oli ini dibuat khusus untuk motor dengan radiator. Tapi untuk mesin berpendingin udara, oli akan cepat rusak ketika mesin overheat.
Setelah 1500km oli mulai terasa tidak enak, gejalanya sama dengan oli MPX1, getaran dan suara jadi agak kasar,

Kesimpulan

Oli AHM MPX1 dan SPX1 adalah oli yang cukup bagus untuk penggunaan standar. Walaupun tidak bisa dikatakan istimewa, oli ini cukup baik untuk penggunaan sehari-hari. Oli ini tidak ane rekomendasikan untuk penggunaan ekstrim seperti kebut-kebutan dan macet parah. Jika anda ingin tetap menggunakan oli AHM MPX1 dan SPX1 perseringlah interval penggantian oli menjadi 1500-2000km saja. 
Kedua oli ini juga tidak rekomendasikan untuk motor-motor lama yang celah antar komponenya sudah renggang, karena oli ini terlalu encer dan dapat rembes ke ruang bakar dan susut secara drastis. Akibatnya mesin cepat overheat dan rusak.
Sekedar mengingatkan selalu membeli oli AHM di dealer motor honda berhubung dengan maraknya peredaran oli palsu. Ane selalu beli di AHASS.

Terakhir sekedar mengingatkan, untuk kualitas yang sama, oli lebih kental lebih baik memproteksi mesin dari pada oli encer. Penggunaan oli encer dalam jangka lama akan mepercepat keausan komponen-komponen mesin. Itu menurut ane. pegimane menurut ente?